SONATA.id – Perpustakaan Nasional RI diminta lakukan digitalisasi terhadap koleksi-koleksinya terutama pada terbitan-terbitan lama.
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana mendorong dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi X DPR RI dengan Kepala Perpustakaan Nasional, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2024).
“Di Perpustakaan Nasional ini banyak koran. Korannya udah lapuk-lapuk, saya sejarawan Pak, kerjaannya buka-buka koran lapuk baik yang di daerah maupun terbitan nasional, kan itu mestinya digitalisasi,” ujarnya.
Ia memberikan contoh langsung melalui situs yang menampilkan digitalisasi yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional milik Kerajaan Belanda. Bonnie menunjukkan, perpustakaan tersebut telah melakukan alih media terhadap jutaan surat kabar serta ratusan ribu buku dan majalah.
Tak hanya itu, ia pun menekankan pada kemudahan pencarian informasi atas koleksi-koleksi digital yang dimiliki. Mengambil contoh dari situs delpher.nl tersebut, ia lalu melakukan pencarian dengan kata kunci Soekarno.
“Jadi informasi tentang Soekarno itu ada di 462 buku ada juga deteksinya dari google. Ada juga yang lebih penting nih ada di 135.633 entri nama Soekarno di artikel koran secara digital. Nah itu bisa diklik, ini cara mendigitalisasi sumber koran yang saya tahu di Perpustakaan Nasional itu punya banyak,” tuturnya seraya menjelaskan kemudahan yang didapatkan dari digitalisasi koleksi perpustakaan.
Bonnie kembali menyampaikan agar proses perencanaan untuk mendigitalisasi koleksi koran-koran lama milik Perpusnas RI segera dimulai. Menurutnya, jika digitalisasi ini dilakukan, informasi yang ada akan dapat diakses dengan mudah oleh peneliti dan pengguna Perpustakaan Nasional.
“Nah kalau dibikin seperti ini informasinya nyampe Pak kepada peneliti, kepada pengguna dari Perpustakaan Nasional ini ada semuanya. Nah usul saya tolong ini dipelajari kalau bisa dimulai proses rencananya untuk mendigitalisasi kita punya koran. Pak saya tahu ada namanya Slompret Melayu segala macam yang dulu-dulu yang terbit tahun 20-an bahkan abad 19. Dibikin seperti ini pak,” tuturnya.
Sebelumnya, Bonnie juga sempat menyinggung digitalisasi koleksi mikrofilm yang dimiliki oleh Perpusnas. Ia mengungkapkan bahwa dirinya sering meneliti di bagian mikro film, yang menyimpan koleksi koran dan sumber-sumber lama.
Legislator dapil Banten I ini menyebutkan terdapat masalah dengan kondisi mikrofilm tersebut lataran pengaturan suhu ruangan yang kurang memadai, sehingga banyak mikrofilm yang mulai rusak dan lembarannya saling menempel.
Bonnie menekankan, hal ini sangat merugikan, mengingat koleksi tersebut menyimpan banyak pengetahuan dan informasi berharga. Untuk itu, ia menyarankan agar koleksi mikrofilm tersebut segera dialihkan ke bentuk digital, karena jika dibiarkan, koleksi tersebut mungkin tidak bisa lagi digunakan oleh peneliti di masa depan. (DPR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar