SONATA.id – Ada beragam alasan penyebab seseorang sering telat makan, seperti karena sibuk atau sering menunda jadwal. Padahal, kebiasaan ini justru dapat mengganggu kerja organ tubuh.
Telat makan dan membiarkan perut kosong dalam jangka
waktu berjam-jam, sebenarnya adalah perilaku buruk dari gaya hidup. Berikut ini
beberapa dampak serius yang akan dialami tubuh bila kebiasaan telat makan dan
perut dibiarkan kosong.
Sulit konsentrasi
Tubuh memerlukan energi dari glukosa (karbohidrat) agar
bisa menjalankan fungsinya. Begitu Anda berhenti makan selama 4 – 6 jam, suplai
glukosa menuju otak akan mulai berkurang. Akibatnya, tubuh tidak bisa berfungsi
sebagaimana mestinya.
Kurangnya suplai glukosa juga memengaruhi kemampuan
berpikir dan berkonsentrasi serta menurunkan kinerja mental secara keseluruhan.
Anda mungkin akan lebih mudah kelelahan, lemah, lesu, dan bahkan cenderung
murung.
Kelelahan
Persediaan energi tubuh dan zat gizi ini berasal dari
makanan. Apabila Anda telat makan, tubuh tidak mempunyai cukup “bahan bakar”
untuk menjalankan fungsi ini.
Saat minim energi, metabolisme tubuh berjalan lambat.
Tubuh akan menghemat kalori yang tersisa agar bisa terus menjalankan fungsi
dasar seperti pernapasan dan pengaturan detak jantung. Hal ini lama-kelamaan
bisa membuat Anda cepat lelah.
Risiko tukak
lambung
Salah satu gangguan kesehatan yang dapat muncul akibat
kebiasaan telat makan yaitu tukak lambung. Dalam kasus ini, dinding lambung
terluka atau mengalami iritasi karena terus-menerus terkena asam lambung yang
bersifat mengikis.
Penderita tukak lambung biasanya mengalami sakit perut,
mual, serta nyeri pada ulu hati (heartburn).
Sindrom iritasi
usus
Penderita sindrom iritasi usus kadang melewatkan waktu
makan karena perutnya tidak nyaman. Alih-alih meredakan gejala, hal ini justru
bisa membuat perut terasa semakin perih. Pasalnya, rasa lapar termasuk pemicu
gejala sindrom iritasi usus besar (IBS).
Risiko diabetes
Sebuah penelitian menunjukkan hubungan antara kebiasaan
telat makan dan risiko diabetes. Selama delapan minggu, para peserta penelitian
melewatkan dua kali waktu makan dan hanya mendapatkan semua asupan kalori dari
satu kali makan besar.
Pada akhir penelitian, kadar gula darah para peserta
ternyata melonjak. Respons tubuh mereka terhadap hormon insulin pun mengalami
perubahan. Kedua temuan tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan melewatkan makan
bisa meningkatkan risiko diabetes.
Gampang sakit
Dalam jangka panjang, kebiasaan melewatkan waktu makan
bisa membuat Anda lebih rentan terserang penyakit. Ini disebabkan karena tubuh
tidak memperoleh zat gizi yang cukup untuk mendukung fungsi sistem imun dalam
melawan infeksi.
Dampaknya, Anda mungkin perlu waktu lebih lama untuk
sembuh dari penyakit ringan seperti pilek. Kondisi ini bahkan bisa lebih berat
pada orang-orang yang sejak dahulu sudah memiliki sistem imun yang lemah.(various source)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar