SONATA.id – Pendidikan di Indonesia mengalami transformasi signifikan dengan diperkenalkannya Profil Pelajar Pancasila, sebuah konsep yang dirancang untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter kuat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila mencakup enam karakter utama:
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia;
berkebinekaan global; gotong royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan siswa yang tidak hanya unggul dalam
akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
Untuk memahami dan mengembangkan profil ini, salah satu
alat yang dapat digunakan adalah Diagram Identitas Gunung Es. Diagram ini membantu
mengungkap identitas individu yang tersembunyi di bawah permukaan, yang relevan
dalam konteks pendidikan dan pengembangan karakter.
Diagram Identitas Gunung Es adalah sebuah model yang
menggambarkan identitas manusia sebagai gunung es, di mana hanya sebagian kecil
dari identitas individu yang terlihat di permukaan, sementara sebagian besar
lainnya tersembunyi di bawah permukaan. Bagian atas gunung es mewakili perilaku
dan tindakan yang dapat diamati, sedangkan bagian bawahnya mencakup nilai,
keyakinan, asumsi, dan pengalaman yang membentuk identitas individu secara
lebih mendalam.
Kaitan Diagram
Identitas Gunung Es dengan Pertumbuhan Profil Pelajar Pancasila
Diagram Identitas Gunung Es dapat digunakan sebagai alat
refleksi bagi siswa untuk memahami diri mereka sendiri lebih dalam. Dengan
memahami identitas yang tersembunyi di bawah permukaan, siswa dapat lebih
menyadari nilai dan keyakinan yang mempengaruhi perilaku mereka.
Berikut adalah beberapa kaitannya:
1. Pengembangan
Karakter Berbasis Nilai. Dengan menggunakan Diagram Identitas Gunung Es, guru
dapat membantu siswa mengeksplorasi nilai-nilai dasar yang membentuk identitas
mereka. Ini penting untuk mengembangkan karakter sesuai dengan Profil Pelajar
Pancasila, seperti beriman dan bertakwa kepada Tuhan, serta berakhlak mulia.
2. Pemahaman
Lintas Budaya. Bagian bawah gunung es mencakup pengalaman dan asumsi yang dapat
dipengaruhi oleh latar belakang budaya. Memahami aspek-aspek ini dapat membantu
siswa mengembangkan sikap berkebinekaan global dan gotong royong.
3. Pengembangan
Kemandirian dan Pemikiran Kritis. Refleksi mendalam terhadap identitas pribadi
dapat mendorong siswa menjadi lebih mandiri dan kritis dalam menilai diri
mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya. Ini sejalan dengan karakter mandiri
dan bernalar kritis dalam Profil Pelajar Pancasila.
4. Kreativitas
Berbasis Pengalaman. Pengalaman yang tersembunyi di bawah permukaan dapat
menjadi sumber inspirasi bagi kreativitas. Dengan menggali lebih dalam ke dalam
identitas mereka, siswa dapat menemukan ide-ide kreatif yang unik dan asli.
Penerapan Diagram Identitas Gunung Es dalam proses
pendidikan tidak hanya berkontribusi pada pengembangan karakter siswa tetapi
juga mendukung transformasi pendidikan yang lebih holistik.
Berikut adalah beberapa implikasinya:
1. Pendekatan
Pendidikan yang Personal dan Inklusif. Memahami identitas siswa secara mendalam
memungkinkan guru untuk mengadopsi pendekatan yang lebih personal dan inklusif
dalam pembelajaran, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa.
2. Pengembangan
Kurikulum Berbasis Karakter. Integrasi nilai-nilai yang ditemukan melalui
Diagram Identitas Gunung Es dapat membantu dalam pengembangan kurikulum yang
tidak hanya fokus pada akademis tetapi juga pada pengembangan karakter.
3. Menciptakan
Lingkungan Belajar yang Mendukung. Dengan memahami identitas individu siswa,
sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung dan kondusif
untuk pertumbuhan pribadi dan akademis.
Berdasarkan paparan di atas, diperoleh kesimpulan,
diagram Identitas Gunung Es merupakan alat yang sangat berguna dalam memahami
dan mengembangkan identitas siswa, yang relevan dengan pertumbuhan Profil
Pelajar Pancasila.
Dengan menerapkan konsep ini dalam pendidikan, kita dapat
membantu siswa menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi
juga memiliki karakter kuat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sekaligus
mendorong transformasi pendidikan yang lebih holistik dan inklusif.(*)
Penulis: Nelfi Sonata, S.Pd (Guru, Blogger)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar