Sepucuk Surat untuk Kekasih: Menanti Ujung Waktu - Sonata | Moving for Education

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad


Sabtu, 08 Juni 2024

Sepucuk Surat untuk Kekasih: Menanti Ujung Waktu


SONATA
.id
– Sepuluh purnama telah kita lewati. Tak jarang disisipi airmata. Begitulah cinta yang ditakdirkan antara aku dan kamu.

 

Hari telah berganti pekan, pekan pun berganti bulan, genap di hitungan jari kiri dan kanan. Ragam gejolak jiwa telah pula mengajari kita tentang bagaimana bertahan. Hingga kini, hati ini tetap tertuju padamu, untuk membersamai harapan yang kita sebut akan menjadi buah dari doa-doa yang terucap dalam tiap sujud.

 

Aku telah menulis ribuan kata tentang kita. Mungkin kau pun begitu, walau kita tak selalu berkabar tentang segala rasa yang menetap dalam jiwa. Namun, satu keyakinan sudah berdiam di hati, kau adalah hidupku.

 

Kita sering berbincang tentang sebuah harapan. Tentang bagaimana inginku melihatmu bahagia, melihat wajahmu yang memancarkan senyum dan tawa. Kini harapan itu kian membuncah, membentuk deretan rindu yang kurangkai dalam larik dan bait puisi.

 

Aku ingin kau menjadi rumah, tempat pulang di tiap waktu. Tempatku berdiam, menyempurnakan setengah diri. Aku ingin berlabuh di dermaga hatimu, selamanya tanpa jeda waktu.

 

Mungkinkah? Ya, pertanyaan itu pernah hinggap di pikiranku. Dan kita bersepakat melarungnya dalam doa dan pinta pada Yang Maha Kuasa. Dzat yang memberikan anugerahnya pada tiap makhluk yang berserah diri dengan segala upaya.

 

Saat ini, aku ingin ceritakan padamu tentang satu hal. Tentang cinta yang seharusnya membawa bahagia, saat aku terbaring sakit. Aku merindukan seseorang yang kucintai ada di sini, di sampingku untuk sebuah semangat, mempersiapkan hari-hari ke depan.

 

Kemarin, tumpukan kalimat yang ingin kubagikan padamu tentang bahagia yang kulihat di ujung perjalanan ini harus kembali kusimpan saja. Aku tidak ingin cengkerama kita menjadi bualan pengisi waktu luang, biarlah sementara waktu hanya ada dalam diriku, dalam perjalananku.

 

Bukan karena takut pada persoalan-persoalan yang silih berganti datang menghampiri, tapi karena cinta padamu. Bukankah seorang pecinta meletakkan bahagia kekasihnya pada tempat tertinggi dalam dirinya? Dan itu adalah inginku.

 

Sayang, lembaran-lembaran surat ini ingin kutuliskan saat rindu makin tak terbendung. Namun, mungkin lebih baik ia tersimpan dalam diri kita. Hingga datang waktu untuk menumpahkannya, sambil kutatap mata indahmu yang kutahu juga selalu melihat arah yang sama denganku.

 

Sayang, berbahagialah pada setiap waktu yang kamu lalui. Nikmatilah waktu yang kamu miliki dengan senyuman. Sementara aku, akan terus mengemas rindu ini menjadi bekal, hingga tiba di ujung perjalanan, di mana takdir ini akan merupa dalam kebersamaan. (*)

(Bagian dari buku Sepucuk Surat untuk Kekasih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Shopee Indonesia

Post Top Ad



Shopee Indonesia