Kajian Hadis tentang Kepemimpinan Perempuan - Sonata | Moving for Education

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad


Jumat, 21 Juni 2024

Kajian Hadis tentang Kepemimpinan Perempuan


SONATA
.id
– Dalam khazanah Islam, diskursus mengenai kepemimpinan wanita bersumber dari adanya larangan secara tekstual yang termuat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.

 

Dari hadis tersebut lahirlah dua kutub disparitas pandangan ulama dalam meng-istimbath hukumnya.

 

Hadis tersebut berbunyi:

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ الْهَيْثَمِ حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ أَبِى بَكْرَةَ قَالَ لَقَدْ نَفَعَنِى اللَّهُ بِكَلِمَةٍ سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِصلى الله عليه وسلمأَيَّامَ الْجَمَلِ ، بَعْدَ مَا كِدْتُ أَنْ أَلْحَقَ بِأَصْحَابِ الْجَمَلِ فَأُقَاتِلَ مَعَهُمْ قَالَ لَمَّا بَلَغَ رَسُولَ اللَّهِصلى الله عليه وسلمأَنَّ أَهْلَ فَارِسَ قَدْ مَلَّكُوا عَلَيْهِمْ بِنْتَ كِسْرَى قَالَ « لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً

Artinya, “Dari Utsman bin Haitsam dari Auf dari Hasan dari Abi Bakrah berkata: ‘Allah memberikan manfaat kepadaku dengan sebuah kalimat yang kudengar dari Rasulullah SAW pada hari menjelang Perang Jamal, setelah aku hampir membenarkan mereka (Ashabul Jamal) dan berperang bersama mereka. Ketika sampai kabar kepada Rasulullah SAW bahwa bangsa Persia mengangkat putri Kisra sebagai pemimpin, beliau bersabda ‘Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada wanita.” (HR Al-Bukhari).

 

Hadis di atas diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam sahihnya yang termuat di bab-fitan, di mana ia meriwayatkan hadis tersebut dari syeikhnya yang bernama Utsman bin Haitsam,dan bersambung ke salah seorang sahabat yang bernama Abu Bakrah RA.

 

Hadist tersebut telah memenuhi 5 kriteria yang Imam Bukhari syaratkan dalam periwayatan hadis, sehingga dapat dijadikan sumber rujukan.

 

Setelah mengetahui status keabsahannya, mari telaah lebih dalam mengenai asbabul wurud dituturkannya hadis tersebut oleh salah seorang sahabat, Abu Bakrah RA.

 

Latar waktu dan kejadian dari sebab Abu bakrah menuturkan hadist tersebut ialah, ketika konflik politik pemerintahan Islam era Ali bin Abi thalib, di mana ibu mertua Ali bin Abi Thalib RA sekaligus istri Nabi SAW Sayyidah Aisyah RA menuntut keadilan atas syahidnya khalifah Utsman RA yang belum terpenuhi, hingga meruncing pada puncaknya di perang Jamal.

 

Pada saat itu, Abu Bakrah memihak pada kubu Ali RA, dikarenakan beliau mengingat hadis yang pernah ia dengar dari Nabi Muhammad SAW dengan redaksi di atas.

 

Sedangkan konteks historis yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW bersabda pada redaksi hadis di atas ialah; dalam kitab syarah sahih Bukhari yang bernama fathul bari karangan Ibn Hajar al Asqalani, dikisahkan pada suatu waktu ketika terjadi kudeta kekuasaan di tanah Persia dinasti Sasanid.

 

Kisra yang merupakan raja Persia yang menyobek surat dari Rasullulah SAW berhasil digulingkan oleh anaknya sendiri yang bernama Syarawih. Kisra sendiri terbunuh pada peristiwa tersebut. Dan putranya Syarawih sangat tamak akan kekuasaan hingga ia membunuh semua saudaranya tanpa menyisakan satu pun agar ia berkuasa.

 

Namun naasnya, tak lama kemudian ia meninggal dunia, maka diangkatlah putrinya yang bernama Baurawan. Sayangnya, cucu dari Kisra ini gagal dalam memimpin kekuasaannya.

 

Banyak sejarawan menuturkan dalam kitab-kitab mereka mengenai inkompetensi Baurawan sebagai kepala negara. Dan ketika Rasulullah mendengar kabar pengangkatan putri Syairawih ini sebagai ratu negara, beliau pun bersabda:

لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً

"Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada wanita."

(source: tajdid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Shopee Indonesia

Post Top Ad



Shopee Indonesia