Aku bertanya pada takdir
di ujung sana..
seindah apa warnanya,
mengapa ribuan hari hanya ada airmata,,
dan puluhan purnama tiada cahaya..,
Kuingat pertemuan kita..,
Saat mataku tertuju padamu..
tak sengaja rasaku membuncah...,
dan seketika cinta ini tumbuh, mekar seperti bunga,
kini... jauh di lubuk hati,,
aku telah kalah..,
seperti pecundang yang rapuh...
memuja setiap warnamu,
merindui bayanganmu,,
dan mengais sisa waktu...,
yang kau beri menjadi nafasku...
saatku merenda hari
bersama mimpi
yang tak pasti...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar