SONATA.id – Jalinan kemajuan teknologi memaksa semua orang mengadopsinya agar tetap kompetitif.
Menurut laporan
Anatomy of Adaptive Leaders yang disusun oleh Economist Impact, para pemimpin
yang mengikuti survei menyatakan, kurangnya tenaga kerja ahli (77%), disrupsi
dalam rantai pasokan (76%), serangan keamanan siber (69%), dan regulasi yang
semakin terfragmentasi (69%), adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi di
wilayah kepemimpinan.
Pemimpin harus
tetap berpikiran terbuka terhadap teknologi baru dan bersedia untuk mencobanya.
Ini termasuk teknologi yang lebih baru atau sedang naik daun, seperti komputasi
cloud, Web3, komputasi kuantum, dan generative AI.
Berikut tiga
langkah untuk menjadi pemimpin yang adaptif:
Mendorong budaya
siap digital
Menumbuhkan gaya
kepemimpinan yang adaptif di era teknologi, pertama dimulai dengan menanamkan
budaya siap digital di dalam perusahaan.
Ini lebih dari
memperkenalkan teknologi mutakhir dan tools digital, namun menanamkan
kepercayaan diri dan kecakapan dalam diri karyawan untuk menggunakan tools
tersebut.
Terkait dengan
perkenalan proses dan praktik baru seperti integrasi digital, pemimpin
memainkan peran penting dalam memastikan perubahan berjalan mulus dalam
operasional sehari-hari.
Mencari tahu apa
yang membutuhkan modernisasi berdasarkan objektif
Langkah selanjutnya,
melibatkan evaluasi terhadap infrastruktur IT dan mengidentifikasi apa saja
yang membutuhkan modernisasi.
Dibandingkan dengan
hanya update teknologi, ini membutuhkan penyelarasan strategis antara
infrastruktur IT dan objektif bisnis.
Kolaborasi dan
mengadopsi gaya kerja terbuka
Menerapkan gaya
kepemimpinan adaptif, juga termasuk menerapkan gaya kerja terbuka. Ini
dicirikan dengan agilitas dan kolaborasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar