SONATA.id – Indonesia Emas 2045 perlu disiapkan sehingga berkualitas.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Abdul
Mu’ti pada Selasa (3/4) menyampaikan profil generasi berkualitas menurut Islam.
Kata Mu’ti, telah dijelaskan dalam Al Qur’an tentang
larangan Allah SWT meninggalkan generasi yang lemah. Dalam Hadis Nabi Muhammad
juga menyebutkan, mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah
dibandingkan dengan yang lemah.
“Sehingga kita bisa meraih kehebatan, kejayaan, membangun
peradaban yang hebat. Bangsa yang hebat dengan jumlah penduduk yang besar itu
kalau mereka adalah generasi-generasi yang kuat, generasi yang hebat,” katanya.
Dalam Islam, profil generasi berkualitas setidaknya ada
beberapa. Pertama memiliki kualitas atau kekuatan iman serta memiliki
spiritualitas yang tinggi. Profil ini linier dengan beberapa penelitian yang
menyebutkan, orang beriman memiliki mentalitas lebih kuat dibandingkan dengan
yang tidak beriman atau imannya lemah.
“Orang beriman itu memiliki sikap mental yang positif
terhadap hidup dan kehidupan dibandingkan dengan mereka yang tidak punya
keyakinan,” katanya.
Iman mengajarkan manusia bahwa ada zat yang maha
segalanya, semuanya berasal dari-Nya dan akan kembali pada-Nya. Keyakinan itu
menjadikan manusia jika memiliki masalah akan ada solusi dari-Nya, sebab Allah
sebagai Maha Pengasih bagi hamba-Nya.
Profil kedua dari generasi berkualitas adalah kuatnya
fisik. Kekuatan fisik ini penting, sebab kalau anak-anak fisiknya lemah, mereka
akan mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan. Urusan membangun generasi
kuat fisiknya ini mendesak juga bagi Indonesia, sebab angka stunting negeri ini
masih tinggi.
Terlebih bagi manusia yang hidup di abad 21 ini harus
memiliki soft skill 4C yaitu critical
thinking, creativity, communication, and collaboration, serta ditambah
dengan ablitilas dalam menghadapi masalah.
Profil generasi berkualitas berikutnya adalah yang
memiliki kekuatan akhlak. Kemampuan atau skill yang tinggi dalam dunia
profesional tidak akan bisa mengantarkannya pada kesuksesan tanpa dibarengi
dengan akhlak atau moralitas.
Dalam teori yang lain, Mu’ti menjelaskan, emotional intelligence atau kecerdasan
emosional memiliki peran besar dalam mengantarkan seseorang dalam keberhasil
dibandingkan dengan intellectual
intelligence, lalu diperkuat dengan spiritual
intelligence. (ist)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar