SONATA.id – Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi (PRTPR) dan Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri (PRTRRB) kembangkan Nanopartikel Hidroksiapatit-Zirkonium (Zr Dopped HAp) berbasis bahan lokal. Ini untuk terapi fotodinamik kanker paru.
Salah satu tim periset PRTRRB BRIN, Muhamad Basit
Febrian, menjelaskan Photodynamic therapy (PDT) sebagai terapi kanker
memanfaatkan cytotoxic ROS untuk menghancurkan sel kanker. Cancer specific
photosensitizer (PS) akan terakumulasi pada organ yang terdapat sel kanker.
"Setelah akumulasi terjadi, penyinaran dilakukan
untuk memicu munculnya ROS yang akan menghancurkan sel kanker,” jelas Basit
dikutip dari laman brin.go.id, Selasa kemarin.
Pengembangan metode terapi kanker paru dengan teknik
fotodinamik menggunakan material hidroksiapatit dan zirkonium dapat
dikembangkan dari bahan baku berupa Zirkonium yang melimpah di Indonesia.
“Zirkon yang tersebar di Indonesia khususnya yang berada
di Kepulauan Bangka-Belitung dan Kalimantan belum banyak digunakan untuk bahan
maju bernilai tinggi,” beber Peneliti Ahli Utama PRTPR BRIN, Dani Gustaman
Syarif.
Sementara itu, ketersediaan hidroksiapatit juga melimpah
di alam, terutama pada biomassa dari tulang hewan. Hidroksiapatit nanopartikel
(HAp-N) sebagai material host sangat cocok digunakan untuk doping logam sebagai
drug deliver. Penggunaan teknik PDT dengan menggunakan HAp-N dan logam hafnium
telah dilakukan pada hewan model kanker paru.
Periset PRTRRB, Isa, menuturkan hewan model kanker
tersebut kemudian diberikan penyinaran dengan sinar gamma pada fasilitas
radioterapi.
"Metode PDT ini terbukti menghambat laju pertumbuhan
dan menghancurkan sel tumor paru lebih cepat. Selain hafnium, alternatif
material lain yang dapat digunakan adalah zirkonium (Zr),” ungkap Isa.
Isa berharap kombinasi antara zirconium-hidroksiapatit
nanopartikel (Zr-HAp nanopartikel) dan radiasi gamma mampu menjadi salah satu
metode alternatif pada terapi sel kanker paru yang efektif.
Ia menyampaikan, PDT banyak digunakan pada terapi kanker
yang terletak sekitar lapisan kulit, dengan limitasi daya tembus cahaya tampak
yang pendek.
Penggunaan sinar berdaya tembus tinggi seperti sinar-X
atau gamma banyak digunakan pada radioterapi karena dapat menjangkau organ
dalam. Sinar berdaya tembus tinggi mampu memicu efek fotodinamik pada PDT,
terutama kanker paru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar