SONATA.id – Kabupaten Banggai Kepulauan menyuguhkan keindahan alam berbeda dan memiliki potensi pariwisata luar biasa. Anda yang pernah ke sana, pasti akan berdecak kagum karena keindahan yang ditawarkan daerah itu.
Di Desa Luk
Panenteng, Kecamatan Bulagi Utara yang berada di Pulau Peleng, terdapat objek
wisata alam nan memukau, namanya Danau Paisu Pok. Inilah surga tersembunyi
pariwisata dari kabupaten berjuluk Bermuda dari Sulawesi Tengah tersebut.
Butuh waktu sekitar
dua jam 30 menit perjalanan darat, dari ibu kota kabupaten di Salakan ke Desa
Luk Panenteng untuk mencapai danau tercantik di Pulau Sulawesi itu.
Jika perjalanan
dimulai dari Jakarta, maka hanya bisa dilakukan melalui jalur udara selama 1,5
jam menuju Luwuk, ibu kota Kabupaten Banggai. Ada beberapa maskapai yang
melayani rute ini dengan biaya di bawah Rp2 juta sekali terbang.
Perjalanan menuju
ke Pulau Peleng dilanjutkan melalui jalur laut memakai kapal pelayaran rakyat
dari Pelabuhan Rakyat Luwuk ke Pelabuhan Rakyat Salakan.
Tiket pelayaran
kelas ekonomi dapat ditebus seharga Rp50.000 per orang atau jika ingin
merasakan kelas VIP, maka harganya berkisar di angka Rp150 ribu per orang dan
bisa menikmati ruang berpendingin udara. Lama perjalanan laut dari Luwuk menuju
Salakan berkisar 3,5-4 jam bergantung kepada kondisi gelombang laut.
Sedangkan
perjalanan dari Salakan menuju Danau Paisu Pok berjarak 89 kilometer.
Disarankan untuk membawa atau menyewa kendaraan roda empat atau roda ke objek
wisata ini karena belum ada angkutan umum ke lokasi terdekat. Perjalanan pun
sebaiknya dilakukan sejak pagi hari agar tidak kemalaman saat kembali ke Salakan.
Rute menuju Danau
Paisu Pok relatif sepi, dan sepanjang perjalanan jarang berpapasan dengan
kendaraan. Aspal jalan selebar rata-rata dua meter lumayan mulus meski di
beberapa bagian terdapat jalan yang memerlukan perbaikan.
Perbukitan hijau
dengan ribuan pohon nyiur di sisi jalan dan birunya air laut Teluk Banggai di
sisi kiri begitu memanjakan mata.
Tak perlu melajukan
kendaraan dalam kecepatan tinggi, karena selain ruasnya sempit, kita harus
berkali-kali menemui jalan menikung. Terkadang ketika melewati sebuah
perkampungan, kita harus melambatkan laju kendaraan lantaran tak jarang warga
menjemur hasil panen kebun mereka di tepi jalan hingga memakan nyaris sepertiga
aspal.
Sebelum tiba di
lokasi tujuan, wisatawan bakal melewati objek wisata Paisu Batango yang airnya
terdiri dari air laut, payau dan air tawar dengan permukaan jernih hingga
tampak bagian dasarnya. Setelah meneruskan perjalanan selama 15 menit,
pengunjung tiba di Danau Paisu Pok.
Pintu masuk ke
Paisu Pok tepat berada di tepi jalan raya dan kendaraan dapat diparkirkan di
sebuah lahan kosong dekat pintu masuk. Untuk mencapai lokasinya, pengunjung
mesti melewati beberapa anak tangga dan menyusuri perbukitan selama sekitar 10
menit. Perjuangan itu akan terbayarkan begitu tiba di tepi danau.
Paisu Pok merupakan
danau alam seluas sekitar 1,2 hektare (ha) yang memiliki kedalaman antara 5
meter hingga 15 meter. Perbukitan hijau dengan aneka pohon setinggi kira-kira
20-25 meter seolah ingin menyembunyikan kecantikan danau berair hijau toska
tersebut. Danau tersebut masih terjaga keasliannya.
Airnya sangat
jernih bahkan kita dapat melihat dengan mata telanjang bagian dasar danau yang
dipenuhi oleh bermacam batang pohon mati serta aneka ikan sedang berenang
bebas.
Dalam bahasa suku
Sea-sea yang mendiami wilayah Luk Panenteng, paisu pok artinya danau dengan
dasar permukaan berwarna hitam.
Bila cuaca sedang
bersahabat, kita dapat menyaksikan permukaan air danau dapat memantulkan
kembali siluet perbukitan, gazebo, dan perahu. Ini mirip seperti kita sedang
menyaksikan pantulan wajah di cermin.
Beberapa aktivitas
air bisa dilakukan pengunjung di danau unik ini seperti berenang, snorkeling,
berperahu keliling danau, atau sekadar duduk-duduk di sejumlah gazebo. Tiket
masuknya sebesar Rp10.000 per orang.
Danau ini dikelola
oleh pemerintah desa setempat dan mereka melengkapinya dengan toilet dan kamar
ganti. Setiap unit gazebo di sini disewakan dengan harga Rp30.000 per unit.
Sedangkan untuk
berperahu, kita dapat menyewanya sebesar Rp30.000 tiap perahu. Alat snorkeling
pun disediakan dengan membayar sewa Rp30.000 per set.
Pengelola juga
menyediakan lahan terbuka di tepi danau sebagai lokasi berkemah (camping
ground). Pengunjung yang hendak berkemah dikutip biaya retribusi sebesar
Rp35.000 per hari. Namun, seluruh perlengkapan berkemah harus disiapkan sendiri
oleh pengunjung lantaran tidak disediakan oleh pihak pengelola.
Danau Paisu Pok tak
hanya dikunjungi oleh masyarakat di sekitar Banggai Kepulauan dan Sulteng saja.
Tetapi juga telah dikenal oleh wisatawan dari sejumlah kota di Indonesia serta
mancanegara.
Umumnya, mereka
tertarik dengan wujud permukaan danau yang langka karena mirip seperti cermin.
Jika berkunjung ke tempat ini, disarankan melakukan perjalanan secara
berombongan, mengingat daerahnya masih terpencil dan tidak terjangkau oleh
sinyal seluler.
Jangan lupa untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekitar danau agar selalu lestari. Bawalah
pakaian ganti serta perbekalan yang cukup. Selamat berlibur. (indonesiagoid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar