SONATA.id – Kurikulum Merdeka kini menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan. Tahun pelajaran baru 2024 yang tinggal beberapa bulan lagi, akan menjadi tahun ketiga penggunaan kurikulum besutan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.
Kurikulum ini menawarkan pendekatan baru yang bertujuan
untuk memberikan kebebasan lebih kepada guru dalam mengajar, serta menekankan
pada pengembangan keterampilan hidup dan pemikiran kritis. Namun, di balik
potensi inovatifnya, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh para guru
dalam menguasai dan menerapkan Kurikulum Merdeka ini.
1. Pengembangan Profesional
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh para guru,
adalah pengembangan profesional mereka. Kurikulum Merdeka memerlukan pendekatan
pembelajaran yang berbeda dan lebih interaktif, serta menekankan pada
keterlibatan siswa dalam proses belajar.
Oleh karena itu, guru perlu mendapatkan pelatihan yang
memadai untuk memahami secara mendalam filosofi, tujuan, dan metode Kurikulum
Merdeka agar dapat mengimplementasikannya dengan efektif.
2. Ketersediaan Sumber Daya
Penerapan Kurikulum Merdeka juga membutuhkan ketersediaan
sumber daya yang memadai, termasuk buku teks, materi pembelajaran, dan
teknologi pendidikan. Sayangnya, tidak semua sekolah atau daerah memiliki akses
yang sama terhadap sumber daya ini.
Oleh karena itu, tantangan logistik ini perlu diatasi
agar semua guru memiliki akses yang sama terhadap alat dan bahan yang
diperlukan untuk mendukung Kurikulum Merdeka.
3. Penyesuaian Kurikulum dengan Kebutuhan Lokal
Meskipun Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan
kebebasan kepada guru dalam mengajar, penyesuaian dengan kebutuhan lokal tetap
menjadi tantangan tersendiri. Setiap daerah memiliki konteks dan tantangan
unik, dan para guru perlu mampu mengadaptasi kurikulum secara tepat agar sesuai
dengan lingkungan dan kebutuhan siswa di daerah mereka.
4. Evaluasi dan Pengukuran
Evaluasi adalah bagian penting dari proses pendidikan
yang tidak bisa diabaikan. Namun, dengan pendekatan yang lebih fleksibel dalam
Kurikulum Merdeka, tantangan muncul dalam menentukan cara yang tepat untuk
mengevaluasi kemajuan siswa.
Guru perlu memahami bagaimana mengukur pencapaian siswa
secara holistik, termasuk aspek-aspek seperti keterampilan interpersonal dan
pemikiran kritis.
5. Perubahan Budaya Sekolah
Kurikulum Merdeka juga mengharuskan perubahan budaya di
tingkat sekolah. Guru, siswa, dan administrator, perlu memahami dan mendukung
filosofi dan tujuan kurikulum ini.
Ini dapat melibatkan perubahan dalam pola pikir dan
praktik pengajaran yang telah mapan selama bertahun-tahun. Tantangan ini
membutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua pihak yang terlibat dalam proses
pendidikan.
Kesimpulannya, meskipun Kurikulum Merdeka menjanjikan
fleksibilitas dan inovasi dalam pendidikan, tantangan-tantangan yang dihadapi
oleh para guru dalam menguasainya tidak boleh diabaikan. Pengembangan profesional,
ketersediaan sumber daya, penyesuaian dengan kebutuhan lokal, evaluasi yang
tepat, dan perubahan budaya sekolah merupakan beberapa aspek yang perlu
diperhatikan secara serius untuk mencapai kesuksesan dalam menerapkan Kurikulum
Merdeka.
Dengan memperhatikan dan mengatasi tantangan-tantangan
ini, para guru akan dapat memberikan pengalaman pendidikan yang lebih bermakna
dan relevan bagi siswa mereka. (*)
Penulis: Nelfi Sonata, S.Pd (Guru)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar