Novel: Sepucuk Surat untuk Kekasih - Sonata | Moving for Education

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad


Selasa, 12 Maret 2024

Novel: Sepucuk Surat untuk Kekasih


SONATA
.id
 – Langkah demi langkah ini telah terlewati. Dan hidup tidak akan berhenti di sini hanya karena pergulatan takdir yang kadang getir.

 

Satu persatu aral membentang di depan mata. Bukan hanya dari sisi yang sama, namun juga dari sisi-sisi lainnya. Dan di sini, langkah terus berburu bahagia yang dijanjikan bagi setiap pejuang nasib.

 

Perjalanan hidup tidak dapat ditebak. Kadang tiba di sisi gelap, sementara di waktu yang lain sisi terang pun terlihat di ujung jalanan.

 

Perguliran waktu terus saja menjadi teman setia saat mengarungi takdir ini. Setiap keinginan, pasti saja membutuhkan effort untuk menggapainya. Tidak seorang pun yang dapat membantu, hanya diri sendiri yang bisa mengupayakan langkah menujunya. Saat seperti inilah begitu terasa tidak memiliki siapa-siapa, karena diri sebatang kara.

 

Dulu, dulu sekali. Ketika masih ada mereka tempat berkeluh-kesah, orangtua yang sentiasa menjadi penyejuk jiwa dengan semua nasehat dan petunjuknya, hidup seakan begitu ringan. Tidak satupun langkah terhalang, tiada aral yang melintang.

 

Kini, semisal langkah terhenti beberapa saat, itu bukan karena lelah, bukan pula karena dinginnya hati. Semua ada batasan, terkecuali cinta yang harus diperjuangkan. Ia akan terus menyenandungkan nyanyian, walau kadang terdengar lirih. Tapi ia memberi makna pada jiwa, arti yang begitu luas.

 

Di sinilah kita menjalani setiap bagian dari takdir. Kau dan aku akan terus berjuang memilih ruang-ruang hidup untuk meneruskan semua keinginan. 

 

Selagi memiliki keinginan, di saat itulah hidup kita rasakan. Karena dengannya kau dan aku akan memahami, segalanya harus dilakukan dengan segenap kemampuan.

 

Percayalah, setiap manusia memiliki kisahnya masing-masing. Dan kita akan menuliskan kisah ini sebagai sejarah baru perjalanan, dengan semua cerita yang ada di dalamnya. Kau dan aku akan jadi tokoh utamanya, walau kadang harus tertatih saat memainkan peran.

 

Ketahuilah, kehadiran cinta bukanlah sesuatu yang biasa dalam hidup manusia. Cinta hadir sebagai bukti kasihNya kepada seorang hamba. Cinta Ia tanamkan di hati untuk sebuah perubahan, menuju kebaikan. Walau kadang sering kita tersandung kerikil-kerikil tajam di jalanan.

 

Seperti beberapa waktu lalu yang  kutuliskan pada kisah ini ‘bila cinta sejati adalah sebuah rumah, aku yakin akan selalu ada jalan untuk pulang. 

 

Begitulah cinta, kadang manusia menyebut setiap romantisme dengan kata yang sama. Padahal tidak demikian adanya. Cinta adalah rasa, di mana saat kau sendiri duniamu terasa hampa tanpanya. 


Namun bila hanya untuk mengisi kekosongan jiwa, itu tidak sama dengan cinta. Apalagi kekosongan ruang rasa. Itu hanya permainan yang membuat setiap orang terlena sesaat hingga sadar bahwa semuanya terbuang sia-sia, termasuk kehormatan dan harga diri sebagai insan bernama manusia.

 

Sementara di sini, kau dan aku dalam rasa yang sama. Dan bila kuukur dari tiap jejak langkah, keinginan kita pun sama; bahagia. (*)

(Bagian dari Novel: Sepucuk Surat untuk Kekasih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Shopee Indonesia

Post Top Ad



Shopee Indonesia