SONATA.id – Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, implementasi Kurikulum Merdeka dapat memperkuat peran serta seluruh pemangku kepentingan.
“Hal ini sebagai upaya untuk menjawab berbagai tantangan
zaman dan isu terkini, seperti perubahan iklim, literasi finansial, literasi
digital, literasi kesehatan, dan pentingnya sastra dalam memperdalam kemampuan
literasi murid,” ucapnya di Jakarta, Rabu lalu.
Kurikulum Merdeka memungkinkan transformasi pembelajaran,
bukan hanya di daerah perkotaan dan di sekolah dengan fasilitas memadai, tapi
di seluruh Indonesia, termasuk daerah tertinggal.
Untuk mendukung hal ini, Kemdikbudristek meluncurkan Awan
Penggerak guna memudahkan guru di daerah yang tidak memiliki koneksi internet
stabil, untuk mengakses perangkat ajar dan modul pelatihan di PMM secara
offline (luar jaringan).
Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah juga memberikan kepastian arah kebijakan pendidikan di
Indonesia.
Implementasi Kurikulum Merdeka dilakukan secara nasional
dan bertahap, untuk memberikan kesempatan beradaptasi bagi satuan pendidikan
sampai dengan tahun ajaran 2026/2027. Sementara daerah 3T diberi waktu sampai dengan tahun
ajaran 2027/2028.
Bagi satuan pendidikan yang belum menerapkan Kurikulum
Merdeka, pendaftaran implementasi dapat dilakukan mulai tanggal 27 Maret 2024
melalui PMM (guru.kemdikbud.go.id).
Masyarakat dapat mengakses Permendikbudristek Nomor 12
Tahun 2024 melalui laman jdih.kemdikbud.go.id. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar