Bukan Cuma Daging, Rendang Kerang pun Nikmatnya ‘Sabana Lamak’ - Sonata | Moving for Education

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad


Minggu, 17 Maret 2024

Bukan Cuma Daging, Rendang Kerang pun Nikmatnya ‘Sabana Lamak’


SONATA
.id
– Penulis kelahiran Padang Panjang bernama Sri Owen, lewat bukunya The Home Book Of Indonesia Cookery terbitan 1976 menyatakan, tak akan cukup jari tangan untuk menghitung aneka makanan dan masakan unik khas Ranah Minang.

 

Tentu Sri tak asal membual. Kenyataannya, memang terlalu banyak ragam kuliner Minangkabau yang menggugah selera. Misalnya, sate dengan bumbu mirip gulai kental dan soto yang berkelindan dendeng daging dan perkedel kentang. Atau, dendeng batokok, daging dendeng pipih yang dibuat dengan cara di-geprek atau dipukul-pukul supaya bumbunya bisa makin meresap ke dalam daging.

 

Namun, kuliner paling fenomenal tetap saja rendang, hidangan peringkat pertama dalam daftar World's 50 Most Delicious Foods 2011 oleh CNN International. Masakan ini kaya bumbu rempah seperti kunyit, jahe, lengkuas, serai, cabai, bawang putih, dan bawang merah dicampur santan.

 

Kenikmatan cita rasanya akan semakin lengkap jika ditambahkan potongan daging sapi atau kerbau dan dimasak selama berjam-jam dengan api kecil. Jika telah matang, penampakannya akan sangat unik, karena warna masakannya menjadi coklat kehitaman, dan aroma gurihnya akan menyeruak memenuhi isi ruangan.

 

Dagingnya nikmat disantap karena bumbu-bumbunya sukses menyelinap sempurna, menetap di setiap serat daging. Kuliner ini dapat bertahan selama berminggu-minggu dan bisa menjadi pilihan tepat untuk bekal jika bepergian dalam waktu lama.

 

Sejarawan Universitas Andalas Padang Gusti Asnan mengatakan, rendang sudah menjadi perbekalan wajib para perantau Minang atau ketika berlayar menuju Malaka abad 16 atau sekitar tahun 1550 silam, seperti disebut dalam sastra Melayu klasik.

 

Dalam perkembangannya, daging sapi atau kerbau dapat pula digantikan dengan telur, daging ayam dan itik, belut, ikan tongkol atau tenggiri, paru dan hati (bisa sapi, kerbau, atau ayam).

 

Ternyata, tak hanya jenis di atas itu yang dapat dijadikan bahan pelengkap rendang. Urang awak di kawasan pesisir Minangkabau rupanya memilih lokan (Polymesoda expansa) sebagai pengganti daging sapi atau kerbau. Selain mudah didapat, asupan makanan berbasis hasil kekayaan muara sungai dan laut telah menjadi keseharian mereka.

 

Rasa rendang lokan cukup unik, karena rasa gurih rempah dan pedasnya lado atau cabai pada bumbu bergelut kuat dengan manis alami si lokan. Tak perlu takut akan bau amis, karena bumbu rempah rendang mampu meredamnya.

 

Asal tahu saja, masakan berbahan lokan ini lebih sehat dari rendang daging. Karena lokan atau kerang merupakan sumber protein hewani yang lengkap. Ia mengandung semua jenis asam amino esensial yang dibutuhkan untuk membantu metabolisme tubuh.

 

Asam amino esensial tidak dapat diproduksi oleh tubuh kita, sehingga mutlak harus berasal dari makanan. Kadar proteinnya menakjubkan dan mampu terserap oleh tubuh hingga 95 persen. Ia juga kaya kandungan mineral dan vitamin B12. Satu lagi, kerang juga rendah lemak tidak seperti rendang daging sapi.

 

Agar makin menarik, dalam perkembangannya, cangkang lokan pun kini sudah tidak disertakan lagi dalam masakan rendang lokan. Sehingga konsumen tak perlu kerepotan saat akan menyantapnya dan tampilan masakan pun semakin bermutu. Kuliner ini akan makin nikmat jika disantap bersama nasi hangat. Lamak bana! (indonesiagoid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Shopee Indonesia

Post Top Ad



Shopee Indonesia