SONATA.id – Kasus perundungan yang sering terjadi di sekolah bagai fenomena puncak gunung es dari masalah yang lebih besar.
Anggota Komisi X DPR RI Ratih Megasari Singkarru.
Foto: Dok/Man
"Kasus ini terungkap karena aduan masyarakat digital di media
sosial. Yang menimbulkan pertanyaan, apakah korban bullying dan lingkungan yang peduli merasa bahwa mengadu ke
pihak sekolah bukan lagi solusi yang efektif?" tanya anggota Komisi X DPR
RI Ratih Megasari Singkarru di Jakarta, Selasa (28/2).
Lebih lanjut, Ratih menyebut, isu perundungan menjadi isu yang
mengkhawatirkan sejak lama, khususnya perundungan yang terjadi di lingkungan
sekolah.
Ia menilai, kasus-kasus perundungan yang terjadi di instansi
pendidikan menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan.
"Fenomena ini sering kali disebut sebagai dosa besar
pendidikan yang terus berulang tanpa adanya pertobatan yang nyata. Kita,
sebagai masyarakat, harus bersatu untuk menyatakan bahwa tindakan semacam ini
tidak dapat lagi ditoleransi," ungkap Ratih.
Ia mengungkapkan,seringkali kasus perundungan yang tidak terdengar
di publik. Bahkan, tidak mendapatkan penanganan yang memadai.
“Lebih buruk lagi ditutup-tutupi oleh berbagai pihak yang
berkepentingan," jelas Ratih.
Berkaca pada kenyataan tersebut, tambah Ratih, menunjukkan bahwa
pendidikan karakter yang kita dambakan masih jauh dari kenyataan. Sehingga,
banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut.
"Sekolah, yang seharusnya menjadi rumah kedua bagi
siswa-siswi, mestinya menjadi tempat yang aman dan mendukung, bukan tempat yang
menimbulkan trauma akibat tindakan bullying yang
dilakukan oknum tertentu," tukas Ratih.
Oleh karena itu, menurutnya, untuk membentuk generasi penerus
bangsa yang berkarakter Pancasila, yang adil dan beradab, dan pihak sekolah
harus mendukung hal itu dengan memberikan perlindungan kepada setiap
siswa-siswinya.
Ia mengatakan, tidak boleh ada pembiaran terhadap tindakan
sewenang-wenang, baik itu dilakukan oleh kalangan pesohor atau mereka yang
berasal dari keluarga supermampu.
"Pendidikan karakter harus menjadi prioritas utama dalam sistem
pendidikan kita. Hanya dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa setiap anak
di Indonesia tumbuh dalam lingkungan yang mendukung dan aman, bebas dari segala
bentuk bullying dan diskriminasi," pungkas Ratih. (dpr/Ed.NI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar