Ratih Singkarru: Kasus Bullying Bagai Fenomena Puncak Gunung Es - Sonata | Moving for Education

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad

Kamis, 29 Februari 2024

Ratih Singkarru: Kasus Bullying Bagai Fenomena Puncak Gunung Es

SONATA.idKasus perundungan yang sering terjadi di sekolah bagai fenomena puncak gunung es dari masalah yang lebih besar.

 

Anggota Komisi X DPR RI Ratih Megasari Singkarru. Foto: Dok/Man


"Kasus ini terungkap karena aduan masyarakat digital di media sosial. Yang menimbulkan pertanyaan, apakah korban bullying dan lingkungan yang peduli merasa bahwa mengadu ke pihak sekolah bukan lagi solusi yang efektif?" tanya anggota Komisi X DPR RI Ratih Megasari Singkarru di Jakarta, Selasa (28/2).

 

Lebih lanjut, Ratih menyebut, isu perundungan menjadi isu yang mengkhawatirkan sejak lama, khususnya perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah.

 

Ia menilai, kasus-kasus perundungan yang terjadi di instansi pendidikan menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

 

"Fenomena ini sering kali disebut sebagai dosa besar pendidikan yang terus berulang tanpa adanya pertobatan yang nyata. Kita, sebagai masyarakat, harus bersatu untuk menyatakan bahwa tindakan semacam ini tidak dapat lagi ditoleransi," ungkap Ratih.

 

Ia mengungkapkan,seringkali kasus perundungan yang tidak terdengar di publik. Bahkan, tidak mendapatkan penanganan yang memadai.

 

“Lebih buruk lagi ditutup-tutupi oleh berbagai pihak yang berkepentingan," jelas Ratih.

 

Berkaca pada kenyataan tersebut, tambah Ratih, menunjukkan bahwa pendidikan karakter yang kita dambakan masih jauh dari kenyataan. Sehingga, banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut.

 

"Sekolah, yang seharusnya menjadi rumah kedua bagi siswa-siswi, mestinya menjadi tempat yang aman dan mendukung, bukan tempat yang menimbulkan trauma akibat tindakan bullying yang dilakukan oknum tertentu," tukas Ratih.

 

Oleh karena itu, menurutnya, untuk membentuk generasi penerus bangsa yang berkarakter Pancasila, yang adil dan beradab, dan pihak sekolah harus mendukung hal itu dengan memberikan perlindungan kepada setiap siswa-siswinya.

 

Ia mengatakan, tidak boleh ada pembiaran terhadap tindakan sewenang-wenang, baik itu dilakukan oleh kalangan pesohor atau mereka yang berasal dari keluarga supermampu.

 

"Pendidikan karakter harus menjadi prioritas utama dalam sistem pendidikan kita. Hanya dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa setiap anak di Indonesia tumbuh dalam lingkungan yang mendukung dan aman, bebas dari segala bentuk bullying dan diskriminasi," pungkas Ratih. (dpr/Ed.NI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad