Jangan Memilih Tersakiti - Sonata | Moving for Education

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad


Selasa, 20 Februari 2024

Jangan Memilih Tersakiti

SONATA.id--Tiada seorang pun memilih untuk merasakan sakit atau tersakiti oleh hal apapun. 


Setiap diri, tentu mengharapkan sesuatu yang menyenangkan, hal-hal yang baik sesuai keinginan, atau bahkan harapan yang selalu ingin merasakan kebahagiaan dimanapun berada. 

 

Sebagai manusia, mungkin saja pernah terluka, merasakan perasaan sakit yang tidak terlihat oleh siapapun, tapi tersimpan dalam hati dan membekas untuk waktu cukup yang lama. 


Perasaan sakit yang diterima, bisa saja disebabkan oleh pandangan, tutur kata, atau sikap orang lain. Bisa juga dari rasa kecewa atas sesuatu yang tidak bisa dicapai, harapan orang tua yang tidak bisa dipenuhi, atau bahkan ekpektasi diri yang terlalu tinggi. Dan yang paling sering adalah ketika tersakiti (patah hati), atau dikhianati oleh seseorang yang dipercayai. 

 

Siapa yang paling mengerti tentang rasa sakit? Tentunya seseorang yang pernah merasakannya. Merasakan bagaimana satu situasi, pandangan, sikap, bahkan tindakan orang lain telah menyebabkan keadaan menjadi buruk, sehingga berdampak pada sisi emosional. 


Percaya atau tidak, rasa sakit justru sering diberikan oleh orang- orang terdekat yang berada di sekeliling kita. Mereka adalah orang-orang yang dipercayai, namun pada kenyataannya sering membuka dan memberikan peluang cukup besar sebagai penyumbang rasa sakit itu sendiri.

 

Adalah hal yang wajar, jika manusia punya pandangan sendiri terhadap sesuatu, bahkan terhadap diri sesama manusia lainnya. Penilaian, pandangan, penolakan, rasa ketidakpuasan, marah, sedih, merupakan bentuk kebebasan diri manusia sebagai makhluk yang terlahir dengan membawa semua fitrahnya. Manusia memiliki perasaan dan hati yang tidak bisa ditebak. 


Dan begitulah manusia, terkadang antara hati dan pikiran tidak sejalan, sehingga sulit untuk menerima suatu keadaan dengan hati yang lapang. Padahal jika seseorang punya hati yang cukup lapang,  maka segala ucapan, pandangan, perbuatan, rasa kecewa, kesedihan, atau bahkan pengkhianatan seseorang dapat dijadikan sebagai bahan renungan untuk introspeksi diri. 


Memang benar jika seseorang telah menyakiti, akan muncul perasaan marah, sedih, kecewa atau bahkan benci terhadap orang tersebut. Perasaan itu muncul sebagai bentuk respon alamiah terhadap keadaan yang terjadi.

 

Sebenarnya, tanpa disadari, rasa sakit, kesedihan, kekecewaan dan rasa marah yang dirasakan, bukan karena disebabkan oleh kesalahan orang lain. Kesakitan itu justru berasal dari perasaan dan pikiran sendiri. 


Anda tidak setuju? mungkin banyak orang lain di luar sana juga tidak setuju. Pada awalnya penulis juga salah seorang dari mereka. Pernah berpikir, jika seseorang memberikan rasa sakit, itu memang murni karena dia memilih untuk menyakiti.

 

Kesedihan, rasa sakit, rasa marah, sejatinya bukan karena perlakuan salah seseorang, tetapi karena kita yang “memilih” untuk tersakiti dan marah menanggapinya. Jika merasa orang lain menyakiti, itu karena kita yang mau, kita yang memilih rasa sakit itu. Padahal jika kita memilih untuk tidak tersakiti, maka kita tidak akan merasakan rasa sakit itu.

 

Ketahuilah, semakin jauh kita biarkan rasa sakit itu masuk ke dalam hati, sedalam itu pula kita akan tersakiti. Semua hanya tentang permainan pikiran, maka kendalikan pikiran, jangan memilih untuk tersakiti! (NT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Shopee Indonesia

Post Top Ad



Shopee Indonesia