SONATA.id – Di era digital ini, jarang ditemukan surat kabar yang dulu beredar dimana-mana. Dulu, banyak yang berlangganan setiap hari, sesuatu yang mungkin aneh saat ini.
Kebanyakan koran, majalah,
dan buku kini digantikan oleh teknologi digital. Jika dahulu orang membaca
koran, buku, atau komik di kereta, di bis, di taman-taman, kini umumnya orang
memandang ponselnya, entah untuk membaca atau menonton.
Meskipun begitu, buku
fisik ataupun digital sama-sama memberikan manfaat, dan keduanya memiliki
tempat masing-masing dalam dunia literasi.
Buku fisik memang
membutuhkan banyak tempat untuk penyimpanan dan pemeliharaannya, tetapi sensasi
memegang dan mencium aroma buku tidak tergantikan.
“Buku fisik pasti lebih
memakan biaya dan tempat untuk penyimpanan dan pemeliharaan. Tapi sensasi
menyentuh kertas atau menghirup aroma kertas belum tergantikan,” ucap Hestia
Istiviani, inisiator Baca Bareng dilansir Kompas.com, beberapa hari lalu.
Sedangkan buku digital
lebih mudah disimpan, tetapi tidak ada sensasi yang sama seperti membaca buku
fisik.
“Buku digital memang lebih
mudah disimpan, karena tidak memerlukan ruang secara fisik. Tetapi nggak ada sensasi yang sama dengan
menyentuh kertas ataupun menghidu aroma kertas, meski membacanya sudah via
gawai pembaca buku digital,” lanjutnya.
Dilansir dari psychologytoday.com, penelitian menunjukkan,
buku fisik memberi pemahaman membaca jauh lebih baik, sekitar enam hingga
delapan kali lipat dibandingkan dengan buku digital.
Alasannya, membaca buku
digital lebih berpotensi mendapatkan gangguan, seperti keinginan menelusuri
media sosial, iklan, atau munculnya pesan atau chat yang seringkali menghambat retensi memori.
Sedangkan buku fisik,
memberikan pengalaman yang mendalam, di mana pembaca bisa merasa tenggelam
dalam ceritanya, dan dapat menyerap dan mengingat konten dengan lebih efektif.
Sensasi memegang buku di
tangan, membalik halaman, dan mendalami bagian-bagian favorit yang ada di buku,
semuanya dirasakan secara fisik dan lebih melibatkan banyak indra. Menurut para
peneliti, membalik halaman saat membaca menciptakan "indeks" di otak,
memetakan apa yang dibaca secara visual ke halaman tertentu.
Hal itu adalah bagian yang
memungkinkan otak untuk menyimpan informasi dengan lebih baik saat membaca dari
buku fisik. Selain itu, cara duduk saat memegang buku, sampai cara melihat dan
membalik halaman, akan lebih melibatkan bagian-bagian tubuh.
Menurut Mangen, A. dan van
der Weel A,dalam sebuah penelitian pada tahun 2016, "Buku cetak memberikan
pengalaman fisik yang jelas, sedangkan e-book
tidak memiliki pengalaman fisik yang sama.”
Selain meningkatkan
pemahaman, membaca buku fisik juga memberikan pengalaman sosial unik yang
terlewatkan oleh pembaca buku digital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar