Marapi Siaga, Ini Imbauan Bupati Tanah Datar - Sonata | Moving for Education

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad

Selasa, 09 Januari 2024

Marapi Siaga, Ini Imbauan Bupati Tanah Datar


SONATA
.id
– Status Gunung Marapi kini naik ke level Siaga (Level III). Hal itu berdasarkan surat Badan Geologi Nomor 71.Lap/GL.03/BGV/2024, bertanggal 9 Januari 2024.

 

Terhitung pukul 18.00 WIB, Selasa (9/1), status Siaga tersebut diberlakukan. Dalam surat yang ditandatangani Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan itu ditegaskan, Pemko Bukittinggi, Padang Panjang, Pemkab Tanah Datar, dan Agam diminta senantiasa berkoordinasi dengan PVMBG dan Pos Pengamatan Gunung Api Bukittinggi.

 

Menyikapi surat tersebut, Pemrintah Kabupaten Tanah pun mengambil sikap. Hal itu dirtunjukkan dengan siaran pers  yang disampaikan oleh Bupati Tanah Datar Eka Putra.

 

Dalam siaran persnya, Eka Putra menyampaikan beberapa yang perlu diperhatikan oleh warga Luhak nan Tuo itu.

 

“Untuk itu, ada beberapa hal yang harus kita ikuti bersama.  Pertama, seluruh masyarakat diminta tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan dengan radius 4,5 KM dari puncak Gunung Marapi,” imbaunya.

 

Eka melanjutkan, kepada Wali Nagari dan Camat yang ada pemukiman warga berada dalam radius 4,5 KM, agar segera mempersiapkan rencana kontinjensi.

 

Kedua, sambung Eka, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang terjadi, terutama saat musim hujan.

 

“Ketiga, seluruh pihak diimbau agar menjaga suasana kondusif, tidak menyebarkan berita hoax dan tidak terpancing isu yang tidak jelas sumbernya, dan selalu mendengarkan arahan dari pihak terkait,” sebutnya.

 

“Keempat, saya memohon kepada seluruh imam masjid, da'i, ulama, agar selalu memandu doa agar kita terhindarkan dari bahaya ancaman letusan gunung Marapi.

 

Selanjutnya, kata Eka lagi dalam siaran per itu, “Saya instruksikan Camat, dan Wali Nagari serta seluruh OPD di Tanah Datar saling bersinergi, kompak, dan mengkaji kondisi terburuk, serta rencana kontinjensi bencana Marapi. “

 

Pascaerupsi 3 Desember 2023 lalu, mengutip isi surat Baddan Geologi yang ditujukan kepada sejumlah kepala daerah tersebut, erupsi lanjutan masih berlangsung hingga saat ini.

 

Disebutkan juga, jumlah erupsi harian cenderung menurun namun sebaliknya jumlah gempa Low Frequency dan Vulkanik Dalam (VA) cenderung meningkat yang mengindikasikan pasokan magma dari kedalaman masih terjadi dan cenderung meningkat.

 

Hal ini juga terlihat dari grafik baseline RSAM yang masih di atas normal dan data tiltmeter yang cenderung mendatar. Adanya aktivitas erupsi yang teramati secara visual dan masih terekamnya gempa erupsi dan gempa hembusan yang disertai dengan tremor menerus menunjukkan aktivitas G. Marapi masih tergolong tinggi.

 

Data dari satelit Sentinel juga menunjukkan bahwa laju emisi (fluks) gas SO2 yang dihasilkan dari aktivitas G. Marapi saat ini tergolong tinggi. Dari data Badan Geologi menyebutkan, kehadiran magma di dalam/dasar kawah yang terindikasi sejak teramatinya pancaran sinar api di puncak G. Marapi pada tanggal 6 Desember 2023 malam hari, dan teramatinya lontaran material pijar pada erupsi-erupsi berikutnya menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan tipe erupsi/letusan dari tipe freatik menjadi tipe magmatik.

 

Kondisi tersebut di atas dapat berpotensi menyebabkan terjadinya akumulasi tekanan di dalam tubuh gunungapi yang dapat menyebabkan terjadinya erupsi dengan energi yang meningkat dan jangkauan lontaran material pijar yang lebih jauh dari pusat erupsi.

 

Oleh karena itu potensi/ancaman bahaya G. Marapi juga dapat menjadi lebih luas, yaitu:

 

1.  Jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi/ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi/Kawah Verbeek.

 

Sedangkan untuk potensi/ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas/jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.

 

2. Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng G. Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan. Oleh karena itu terdapat potensi bahaya dari aliran/banjir lahar pada lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak G. Marapi.

 

3. Terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah/puncak G. Marapi. (ist)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad