SONATA.id – Sepanjang hidup, manusia selalu diberi kesempatan. Entah itu untuk memperbaiki diri atau keadaan, atau sekadar untuk pelajaran dan pertimbangan.
Namun, dalam kenyataan, sedikit orang yang menyempatkan
diri mengambil kesempatan yang ada di depannya. Lalu tiba-tiba menyesal ketika
waktu pun telah berlalu.
Kesempatan dalam hidup seperti cinta yang datang tak
memilih. Tidak ada satu pun manusia yang mampu mengenali takdir ketika cinta
lewat di hadapannya. Manusia hanya bisa diam, menerima.
Dalam sebuah diskusi, seorang teman bercerita, ibaratnya
kesempatan itu adalah ketika seseorang menemukan bingkisan. Siapapun,
seharusnya mengambil dan menyimpannya untuk alasan tertentu.
Lalu bila analogi itu disinkronkan dengan keseharian,
tidak ada yang bisa menerka hidup. Setiap orang, akan melalui jalanan yang
kadang dipenuhi onak dan duri, kadang terjal, dan berliku.
Semua itu adalah bukti kasih sayang Ilahi, agar manusia
tahu akan kodratnya, tahu pula cara bagaimana ia menjaga setiap pemberian dari
Sang Maha Pencipta.
Seorang teman lainnya juga berkata, bila saja manusia
yang mendapatkan bingkisan merasa kalau itu adalah sesuatu yang tak berharga,
lalu ia membuangnya, hal itu adalah kenaifan. Siapa tahu suatu ketika, di masa
yang tidak diketahui entah bila waktunya, serupa bingkisan itu menjadi
kebutuhan, namun hanya penyesalan yang bisa dilakukan, karena bingkisan itu
telah berada di tempat lain.
‘’Ya, aku pernah melihat penyesalan terdalam dari
seseorang. Ketika bingkisan terbaik dalam hidupnya ia buang dengan kepongahan.
Dan ketika sadar bahwa bingkisan itu adalah yang ia butuhkan, penyesalan demi
penyesalan pun menjadi tumpuan hari-harinya. Penyesalan dan rasa sakit itu
akhirnya membawanya pada kematian. Mati dalam penyesalan yang tak dapat ia
selesaikan,’’ begitu cerita seorang teman lain dalam kesempatan berbeda.
Bila dalam hidup, bertemu dengan bingkisan yang nilainya
membuatmu tersenyum bahagia, ambillah menjadi milikmu. Karena tandaNya Tuhan
sedang bermurah hati, Ia berikan kesempatan untukmu meraih bahagia.
Bila kamu temukan bingkisan terbaik dalam hidup, ingat,
hal itu hanya terjadi satu kali. Ia tidak akan datang berulang, bahkan singgah
pun ia mungkin enggan. Karena itu syukurilah. Ucapkan rasa syukurmu dengan
menjaganya, merawatnya hingga tetap menjadi yang terbaik.
Bingkisan kehidupan adalah takdir. Takdir yang
diperuntukkan bagi manusia yang tahu jalan yang ia tempuh. Bukan bagi manusia
yang berjalan dalam kegelapan hati, hanya untuk mereka yang menerangi jalannya
dengan cahaya Ilahi.
Hidup, bukan hanya menerima keadaan. Takdir bisa diubah
dengan doa. Berdoalah, walaupun tidak membuatmu bahagia, setidaknya dalam
munajatmu ada sebuah harapan. (*/nt/pict: net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar