Surat untuk Kekasih; Kau Bahagiaku - Sonata | Moving for Education

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad

Minggu, 05 November 2023

Surat untuk Kekasih; Kau Bahagiaku

SONATA.id – Siang ini, airmataku kembali jatuh tak tertahankan. Entah karena apa. Yang kutahu, sepi dan kesunyian lah penyebabnya.

 

Ilustrasi (shutterstock)

Tahukah kau, Sayang, sejak kebersamaan ini, gejolak dalam dadaku kian membuncah.  Bukan karena kelelakianku, tapi karena cinta yang terus saja memaksa harapan tumbuh subur dalam hati.

 

Kita, hanyalah dua jiwa yang kutahu memendam keinginan untuk bahagia. Bahagia dalam mengarungi kehidupan yang makin lama makin berat dilayari. Sementara itu, usia yang tak lagi muda, butuh tempat memulangkan hati, untuk menyandarkan segala harapan yang kita miliki.

 

Telah kukatakan padamu, sepanjang umur yang kulalui mengembara dalam pusaran takdir yang angkuh dengan pilihannya, aku adalah laki-laki yang kuat. Tak satu pun tempat mengadu ketika jalanan yang kulalui terjal dan berliku. Tak seorang pun tempatku berkeluh kesah walau lelah mendera. Aku adalah seorang yang kuat menatap jalanan bernama kehidupan.

 

Tapi hari ini, sejak jiwaku diliputi rindu padamu, aku telah jatuh ke dalam pelukan cinta. Aku terjerembab dalam dekapan dunia yang semakin luas membentang di depan kita. Dunia yang baru, menjanjikan kehidupan yang lebih baik di masa depan kita. Aku mencintaimu, karena itu jiwaku telah terbagi dua, hanya separuhnya saja yang bersemayam dalam jasadku.

 

Aku milikmu seutuhnya. Dan ini bukanlah gurauan kehidupan, cinta ini adalah takdir yang datang menghampiri, singgah, lalu menetap di jiwaku. Dan itu, padamu. Untukmu, perempuan yang kupanggil Bidadariku.

 

Dan satu hal lagi yang kuingin kau tahu, ketika dekapan menyatukan dua jiwa yang didasari cinta, itu menjadi awal tanggungjawab yang harus kupikul di depan Tuhan. Setiap sentuhan, akan kuhitung sebagai bagian dari perjalanan takdir yang nanti di hadapanNya akan kuminta ampunan tersebab kealpaan.

 

Tetaplah kuat, Sayang. Karena tanpa itu, kita bukanlah apa-apa. Sementara waktu terus berjalan di sisi kita. Waktu tak akan pernah menunggu manusia yang hanya diam menatap takdir yang terus menimpa.

 

Dan kutitipkan seluruh jiwaku, semua harapan bahagia, di hatimu. Kau dapat menjadikannya teman saat sunyi mendatangimu. Menjadikannya belahan jiwamu ketika ada tangis dan senyummu. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad