SONATA.id – Sosok guru Muhammadiyah yang fenomenal bernama Mukardi, mendapat anugerah Muhammadiyah Awards pada Milad ke-111 Muhammadiyah.
Selain seorang pendidik, Mukardi diketahui juga membangun
puluhan sekolah Muhammadiyah. Meski puluhan sekolah yang didirikannya berada di
Sulawesi Selatan, Mukardi asalnya adalah dari Jawa Timur, tepatnya dari
Kabupaten Tuban. Dia pindah ke Sumsel sejak 1988, menjadi guru honorer dan pada
1991 diangkat menjadi PNS.
Saat ditemui secara khusus di ruang redaksi muhammadiyah.or.id
pada (18/11), Mukardi menjelaskan, keinginannya mendirikan sekolah
dilatarbelakangi atas keprihatinan terhadap belum meratanya pendidikan untuk
masyarakat migran di Sumsel.
“Kondisi pendidikan di sana itu, anak-anak cenderung ikut
orang tuanya bekerja di sawah. Untuk bekerja itu kurang peduli orang tuanya,
kedua kalinya sekolah negeri itu tidak bisa menampung siswa khususnya yang
tingkat SMP,” ungkapnya.
Keterbatasan lain yang membuat anak-anak di sana enggan
bersekolah adalah jarak tempuh yang jauh, dengan medan jalan yang sulit sejauh
10 km, peserta didik menempuhnya dengan berjalan kaki. Medio 80 an, kendaraan –
sepeda angin masih menjadi barang mahal.
“Dengan demikian saya terinspirasi, bagaimana kalau kita
mendirikan sekolah swasta untuk mereka yang tidak tertampung di sekolah negeri.
Bisa mereka bersekolah di sekolah swasta,” imbuhnya.
Mukardi mengenang, sekolah pertama yang dia dirikan
adalah SMP Muhammadiyah 1 Muara Padang, Kabupaten Banyuasin. Sejak medio 80 an
sampai 2023 sekarang ini, Mukardi sudah berhasil mendirikan 28 sekolah untuk
anak-anak di Banyuasin.
Selain Sekolah Menengah Pertama (SMP), Mukardi juga sudah
mendirikan berbagai jenjang sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak ‘Aisyiyah
Bustanul Athfal (TK ABA), SD/MI Muhammadiyah, sampai dengan Sekolah Menengah
Atas (SMA) Muhammadiyah.
Mukardi mengungkapkan, cara menjaga dan mengembangkan
lembaga pendidikan Muhammadiyah di sana melalui penyelenggaraan iven bersama.
Kegiatan semacam ini menurutnya berhasil menarik minat masyarakat sekitar untuk
menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Selain itu, dia juga selalu memikirkan anak-anak dari
keluarga yang kurang beruntung. Dia berazam jangan sampai karena masalah
kurangnya ekonomi membuat anak dari keluarga tersebut tidak atau berhenti
sekolah.
“Maka harus dengan berusaha, jika ada uang pribadi maka
akan pakai uang pribadi. Kalau tidak punya, tetap kita cari jalan keluarga.
Kita tetap cari jalan untuk membebaskan anak itu sekolah,” katanya.
Dia berterima kasih kepada guru-guru yang dengan segala
kekurangan tetap menjaga loyalitasnya untuk lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Dia tidak memungkiri bahwa gaji guru masih ada yang di bawah standar.
(ni/source: muhammadiyah.or.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar