SONATA.id – Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo, Hary Budiarto menuturkan, Kominfo sudah merancang peta jalan pertumbuhan Indonesia di era digital.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian
Kominfo, Hary Budiarto.
“Peta jalan ini menjawab isu dan tangan yang muncul mulai
dari kesenjangan digital, disrupsi teknologi, isu data dan keamanan siber, isu
kedaulatan digital, etika ruang digital, serta potensi ekonomi yang
dihadirkan,” tutur Hary saat menjadi pembicara di acara Tech Talk mengusung tema
'AI Ethics'.
Menurut data Bappenas yang dirilis tahun ini yang dikutip
Kominfo, diprediksi pada tahun 2045, teknologi mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi 5,7 persen hingga 7,1 persen. Pada data Bappenas di tahun 2022, juga
diproyeksikan bahwa ekonomi digital akan memberikan kontribusi 20,70 persen
terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) di tahun 2045.
“Jadi kita sudah mengantisipasi perkembangan teknologi
digital yang sangat cepat day-to-day, kalau tahun lalu metaverse, tahun ini
ChatGPT, gak tau tahun ini apa lagi tapi pasti teknologi digital. Dua kali
gelombang revolusi industri adalah teknologi IT,” sambungnya.
Hary menuturkan, menyediakan infrastruktur teknologi,
khususnya AI, memang mahal tapi mudah. Setelah infrastruktur justru regulasi
menjadi penting karena mengikat dan mengatur ekosistem di dalamnya.
“Regulasi atau kebijakan menjadi hal selanjutnya, tanpa
kebijakan akan menimbulkan ke-semrawutan. Kalau infrastruktur bagus, pemerintah
dan masyarakat juga sudah bagus mengenai teknologi ini, tapi kalau tidak ada
transaksi ekonomi atau pemanfaatan optimal di dalamnya ya mubazir,” jelas Hary.
Hary mengklaim, roadmap
yang dirancang sudah sangat komplit mulai dari pembangunan infrastruktur
digital hingga penciptaan pemerintahan digital, ekonomi digital dan
pengembangan masyarakat digital sebagai bagian dari implementasi dan
pemanfaatan.
“Saya sebagai Kepala Badan Pengembangan SDM tugasnya di
mengembangkan masyarakat digital Indonesia. Kita punya indeks masyarakat
digital indonesia, disingkat INDEI, dan menjadi referensi membangun SDM, jadi
kabupaten kota mana yang yang butuh ditingkatkan atau menjadi contoh,”
tuturnya.
Hary mengakui, pekerjaan rumah untuk menyediakan talenta
digital berkualitas dan bersaing kelas dunia sangat banyak. Tetapi, melihat
kelengkapan program yang dimiliki Kementerian Kominfo, menunjukkanlangkah yang
diambil saat ini sudah benar dan sejalan dengan perkembangan teknologi.
“Bagaimana cara mewujudkan masyarakat dan talenta
digital? Kami punya target di tahun 2023 sebanyak 100 ribu talenta digital yang
menguasai AI bukan coding tapi memahami teknologi tersebut, cara kerja, tata kelola
dan lainnya,” kata Hary.
Program pelatihan tersebut akan dibagi menjadi beberapa
kategori peserta, mulai dari kepala pemerintahan, swasta dan akademisi,
kemudian pelajar dan pekerja untuk industri, dan masyarakat umum termasuk
kalangan disabilitas.
“Saya banyak sekali menerima keluhan dari industri
termasuk sektor teknologi, kebijakan kita meminta perusahaan seperti data
center di dalam Indonesia tapi talentanya tidak tersedia,” ujarnya.
Ia menilai, pelatihan talenta digital adalah program
berkelanjutan yang harus disediakan secara inklusif, gratis dan bisa diakses
semua orang. Targetnya agar teknologi AI di Indonesia bisa dimanfaatkan
semaksimal mungkin sehingga tidak menjadi teknologi yang mubazir. (medcom.id)
TONTON VIDEO TERAS LITERASI DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar