Surat untuk Kekasih; Kau Duniaku - Sonata | Moving for Education

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad

Senin, 30 Oktober 2023

Surat untuk Kekasih; Kau Duniaku


SONATA
.id
– Entah cinta ini akan sampai di mana. Entah akan sama seperti kisah novel yang sedang kita tulis. Endingnya akan jadi sesuatu yang aku sendiri tak akan pernah tahu, karena di sana, aku akan meninggalkan dunia ini selamanya.

 

Tetapi, aku telah berusaha menjaga cinta ini. Cinta yang datang tanpa kuminta, yang diletakkan Allah di hati yang belasan tahun hanya tahu satu hal; membenci.

 

Persimpangan-persimpangan pun semakin jelas terlihat di depan mata. Di hadapanku, di hadapanmu. Seolah melambaikan tangan, mengajak kita untuk memilih langkah sendiri. Begitukah yang kau mau?

 

Aku menolaknya. Aku memilih untuk terus ada di sampingmu. Bersisian saling genggam, walau tiada sepatah kata pun keluar dari mulut kita. Biarkan hati dan jiwa kita bicara. Bicara tentang rindu yang menggebu, cinta yang tak pernah mengucapkan kata merusak hati.

 

Dan satu kalimatmu, jatuh di dasar hatiku. “Aku sayang padamu. Tapi jangan terlalu berharap, karena kau tahu keadaanku.” Kalimat itu menusuk hatiku terlalu dalam, hingga ke sudut jantung. Bila itu keluar dari kebenaran yang ada di hatimu, ketahuilah, aku juga menyayangi diriku. Diri yang ingin kuserahkan padamu, untuk bahagia dan kebersamaan hingga ajal kita datang menjelang.

 

Tidakkah kita perlu menguasai diri untuk membesarkan cinta ini? Cinta yang kuyakini bukan hanya untukku, tapi juga untuk bahagiamu. Telah pula kusebutkan padamu, bagiku cinta lebih besar dari segala persoalan yang menghampiri.

 

Bukankah cinta selalu ingin memiliki? Tidak seperti katamu, ‘walau kita bersama atau tidak, aku ingin kau terus ada, membersamai.’

 

Kini, aku belajar banyak tentang perempuan. Makhluk yang disanjung tinggi oleh keyakinan yang ada dalam diri kita. Kau bagiku, kucintai sama seperti aku mencintai ibu yang melahirkan dan merawatku. Cinta tanpa batas, tanpa alasan yang dapat membuatnya pudar di kemudian hari.

 

Kau menjadi duniaku sejak pertama kali cinta ini ada. Dunia yang sempit seperti katamu, tetapi buatku adalah dunia yang teramat luas, tempatku membentangkan segala harap, menitipkan seluruh hidup dan jiwaku. Juga tempatku belajar menjadi laki-laki.

 

Padaku, kau bisa tumpahkan segalanya. Marah, kesal, bahkan makian sekali pun. Biarkan aku menerimanya ketika aku salah. Karena aku satu-satunya yang akan memahamimu. Perempuan yang kupahami karena cinta di hatiku. Cinta yang kuyakin akan memperbaiki masa di hadapan kita, kau dan aku. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad