SONATA.id – Ingin menyusun laporan tentang best practice? Banyak guru yang kebingungan dengan tahap penulisannya.
Sebagaimana diketahui bersama, best practice adalah karya tulis guru yang berisi pengalaman
terbaik dalam proses pembelajaran. Kadang, ada saja ide dan inovasi guru ketika
mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran di kelas. Nah, ide yang
brillian dari seorang guru, menjadi pengalaman mengajar yang bisa dijadikan
pengalaman terbaik (best practice).
Menyusun dan menulis laporan best practice, kadang masih terkesan sulit bagi sebagian guru di
tanah air. Lalu bagaimana kerangka penyusunan best practice tersebut. Berikut cara penyusunan best practice yang benar menurut
aturan.
Pada bagian awal, kerangka laporan best practice harus tertera halaman
judul. Ini sejenis cover laporan. Lalu selanjutnya mesti ada lembar persetujuan
dari kepala satuan pendidikan tempat guru bersangkutan mengajar. Sama seperti
sebuah buku, laporan best practice harus
ada kata pengantar penulis.
Seterusnya ada daftar isi naskah, dan bila ada tabel
serta gambar dalam naskah, maka penulis harus membuat daftar gambar dan tabel.
Begitu pula dengan daftar lampiran sebagai penyerta dan pelengkap data laporan best practice. Setelahnya, pada halaman
sebelum bagian isi, penyusun dan penulis best practice menyertakan abstraksi naskah.
Pada bagian isi, penulis best practice melakukan penyusunan laporan dengan membagi
naskah menjadi beberapa bab. Pada bab pendahuluan, diisikan hal yang
melatarbekalangi masalah kajian. Begitu pula dengan harus adanya perumusan
masalah, tujuan penulisan, serta manfaat dari pelaporan best practice itu.
Pada bagian bab kedua, penyusun best practice menuliskan tentang kajian atau tinjauan pustaka.
Sama seperti bab dua pada skripsi, tesis, atau disertasi, maka di baian ini
penulis harus menjelaskan teori ilmiah yang digunakan, serta menjelaskan
pengertian-pengertian istilah yang digunakan secara ilmiah pula.
Sementara pada bab ketiga, dalam pelaporan best practice, penulis menyampaikan
materi kajian tentang pembahasan masalah dan hasil yang diperoleh dalam
pengalaman terbaik yang dijalankan dalam pembelajaran. Di sini, harus
menyertakan data, mengungkapkan masalah dengan penyelesaiannya. Penyelesaian
masalah yang dilakukan oleh penulis, dijelaskan dalam bentuk uraian yang
detil.
Karena bab ketiga merupakan bagian utama dalam pelaporan best practice, penulis harus menggunakan
kejelasan ide yang dijadikan pengalaman terbaik dengan cara yang tepat.
Keaslian ide akan terlihat dari bagaimana seorang penyusun atau penulis laporan best practice ini. Dengan bahasa
yang lugas dan tepat, kiranya akan menjadi salah satu penilaian tentang
keaslian ide cemerlang seorang pendidik.
Untuk bagian akhir atau bab keempat sebagai penutup,
penulis menjelaskan kesimpulan dari uraian laporannya dengan ketepatan pada
poin-poin penting yang sesuai dengan rumusan masalah dan ide pengalaman
terbaik. Kesimpulan tidak boleh lari dari paparan ide yang disampaikan pada bab
sebelumnya.
Setelah lengkap, maka penyusunan laporan best practice harus disertai dengan
data pelengkap. Data itu berupa sumber referensi ilmiah yang ditulis dalam
daftar pustaka atau kepustakaan. Selanjutnya di lampirkan data-data penunjang
lain berupa dokumen atau sejenisnya. (*/ilustrasi google images)
* Penulis: Nova Indra (pimpinan lembaga CEO P3SDM
Melati, penulis buku Langkah Mudah Menjadi Penulis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar