SONATA.id – Pernah dengar kata ‘esai’? Tentu saja semua orang pernah mendengarnya, dan bisa jadi akrab dengan jenis karya tulis yang satu ini.
Esai adalah sebuah karangan berbentuk prosa. Muatannya
membahas satu topik secara sepintas, berdasarkan sudut pandang penulis. Bentuk
karangan esai dalam pola penulisannya ada dua jenis. Jenis pertama bersifat
formal. Jenis ini mengedepankan formalitas tulisan yang dihadirkan penulis
kepada pembaca, dengan pendekatan serius.
Sementara jenis kedua, informal. Dalam penulisannya,
seorang esais (sebutan penulis esai), mengedepankan kalimat yang lebih mendekat
secara pribadi kepada pembaca. Lebih merangkul secara halus, melalui bahasa
yang digunakan.
Secara umum, tidak terlihat beda antara esai dengan
opini. Karena sama-sama mendasarkan karya tulis pada pendapat penulis sendiri.
Namun, bila ditilik secara seksama, maka akan terlihat perbedaannya.
Bila opini ditulis secara reaktif, berdasarkan fakta yang
sedang hangat (aktual), maka esai lebih bersifat mengarah pada kondisi
reflektif analitis. Esai lebih banyak mengajak pembaca merenung pada topik yang
disodorkan penulisnya.
Lalu, dalam menghantar topik yang dibahas dalam esai,
seorang esais akan memilih tipe mana yang akan dikedepankannya kepada pembaca.
Untuk tipe-tipe esai tersebut, dalam keseharian dikenal dalam beberapa bentuk.
Bentuk pertama esai adalah tipe deskriptif. Tipe ini
ditulis seorang esais untuk menarik perhatian pembaca dengan mendeskripsikan
sesuatu. Bisa berbentuk objek yang sedang tren, atau objek tertentu yang
dipilih penulisnya agar dibaca oleh khalayak.
Ada pula esai yang bermuatan tentang objek tertentu
dengan mengkaji profilnya. Biasanya disebut dengan tipe esai cukilan watak.
Esai tipe ini biasanya dikedepankan penulis tentang pendapatnya terhadap
seseorang. Tapi ini bukan tentang biografi objek. Hanya seputar persoalan
tertentu yang dibahas esais tentang objeknya.
Hampir sama dengan tipe di atas, ada yang disebut tipe
pribadi. Esai jenis ini menceritakan tentang diri penulisnya sendiri. Keakuan
penulis, tentang pandangannya pada sesuatu, diceritakan dengan lugas. Tapi tipe
ini bukan berarti otobiografi. Karena tidak menceritakan jatidiri penulisnya,
tapi pandangannya secara mendalam tentang suatu masalah.
Setiap orang pernah membaca di koran-koran cetak tentang
tajuk. Nah, itu juga disebut tipe esai. Esai tajuk adalah suatu tipe esai yang
menghantarkan pembaca tentang sebuah persoalan yang sedang hangat, dan si
penulisnya membawa pembaca untuk beropini tentang objek bahasan tersebut.
Lalu ada esai yang ditulis dengan bahasa formal dan
serius. Penulis membahas topiknya dengan hati-hati, mengungkapkan masalah
secara mendalam dan sungguh-sungguh. Ini disebut dengan tipe esai reflektif.
Ada pula tipe esai yang disebut dengan esai kritik.
Biasanya membahas tentang satu objek, lalu si penulis memberi pendapat dan
pandangannya terhadap objek tersebut. Tipe ini sering ditemui pada tulisan yang
membahas tentang karya seni dan sastera. Penulis akan memberi kritikannya
terhadap objek, lengkap dengan sense
of art yang ada dalam diri esais.
Lalu bagaimana cara menulis esai? Yang pertama harus
dilakukan adalah menentukan topik bahasan yang akan ditulis. Membuat garis
besar atau kerangkanya agar tidak melebar kemana-mana. Jangan lupa membuat poin
gagasan yang akan dijabarkan. Setelah itu, mulai menuliskan pendapat terhadap
topik pilihan tersebut secara tepat dan padat. Biasanya ditulis dengan
kalimat-kalimat yang pendek, dan mudah dipahami. (*)
Penulis: Nova Indra (CEO
P3SDM Melati, penulis buku ‘Langkah Mudah Menjadi Penulis’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar