SONATA.id – Kemdikbudristek bersama SEAMEO QITEP in Science (SEAQIS) dan SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL), menyelenggarakan acara “The International Seminar on Holistic Approaches to 21st Century Education: Fostering Literacy and Differentiated Learning” Senin (18/9) lalu di Sakala Resort Badung, Bali.
Seminar
internasional itu melibatkan 400 peserta dari berbagai negara di Asia Tenggara
yang mencakup para pendidik, mahasiswa, dan akademisi. Tujuan dari diadakannya
seminar tersebut, adalah untuk memberikan wawasan mendalam dan persiapan yang
matang bagi para pendidik dan akademisi terkait dengan pendekatan holistik terhadap
pendidikan abad ke-21. Termasuk pengembangan literasi dan diferensiasi
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Pendidikan Kemdikbudristek, Nunuk Suryani menekankan, dalam
semangat menjalankan transformasi pendidikan, pihaknya mendorong terciptanya
proses pembelajaran yang bermakna.
“Penting bagi
pendidik untuk mengenali (karakteristik) siswanya. Hal ini dapat membantu
terciptanya pengalaman belajar yang berkesan bagi siswa,” tuturnya.
Nunuk mengatakan,
SEAMEO QITEP in Language dan SEAMEO QITEP in Science, telah dengan giat
menyelenggarakan seminar untuk meningkatkan pendidikan sains dan bahasa di Indonesia.
“Kami mengapresiasi
dedikasi SEAMEO QITEP in Language dan SEAMEO QITEP in Science dalam upaya ini
dan mendukung penuh kegiatan tersebut terus dilakukan. Saya mendorong diskusi
yang produktif pada Governing Board Meeting ini,” ucapnya.
Seminar itu dibagi
menjadi dua sub-tema dalam dua sesi paralel: "Enhancing Literacy
through Language Teaching Transformation" dan "Enhancing
Students' Literacy through Differentiated Science Learning" dengan
pembicara luar biasa dari berbagai negara di Asia Tenggara.
Setiap sesi paralel,
dibagi ke dalam dua ruangan. Dalam ruangan satu pada sesi paralel pertama,
presentasi disampaikan oleh Asst Prof. Dr. Nirada Chitrakara (Thailand) dan Dr.
Rusmini binti Ku Ahmad (Malaysia). Materi yang disampaikan adalah Literacy
Development through Language Education in their respective country.
Sementara itu,
dalam ruangan dua, presentasi disampaikan oleh Lee Siew Lin (Singapura) dan
Mohamad Irwan Shah bin Ladi (Brunei Darussalam). Lee Siew Lin memberikan materi
tentang Best Practices for Differentiated Learning in Singapore,
sementara Mohamad Irwan Shah bin Ladi berbicara mengenai topik Pedagogical
Practices through a Coaching Programme in The Area of Differentiated Learning.
(SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar